SistemInformasi Rumah Sakit (SIRS) mencakup semua rumah sakit umum dan khusus baik yang dikelola secara publik maupun privat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 82 tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit, dimana rumahsakit yang tidak optimal sehingga dapat ditentukan rumah sakit dengan berbagai alasan yaitu merasa lama - dapat print out nomor antrian Pendaftaran di kasir : - serahkan print out nomor antrian Gambar 1. Kendala pada pelayanan rawat jalan Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, Suplemen No. 1, 2014 Butuhcara membuat nomor antrian otomatis free rumah sakit Bandar yang mudah dipakai ? Pakai Aplikasi Antrian WA Otomatis Pakai Versi Web. Yuk buat konsumen makin puas dengan layanan Anda 1. Konsumen bisa ambil nomor antrian cukup dari WA otomatis: 2. Vay Tiền Nhanh. Apakah Anda mencari gambar tentang Gambar Nomor Antrian Rumah Sakit? Terdapat 52 Koleksi Gambar berkaitan dengan Gambar Nomor Antrian Rumah Sakit, File yang di unggah terdiri dari berbagai macam ukuran dan cocok digunakan untuk Desktop PC, Tablet, Ipad, Iphone, Android dan Lainnya. Silahkan lihat koleksi gambar lainnya dibawah ini untuk menemukan gambar yang sesuai dengan kebutuhan anda. Lisensi GambarGambar bebas untuk digunakan digunakan secara komersil dan diperlukan atribusi dan retribusi. Antrian adalah suatu garis tunggu oleh satu atau lebih pelanggan dalam suatu sistem untuk mendapatkan pelayanan. Pelanggan pada antrian rawat jalan rumah sakit adalah pasien sedangkan layanannya adalah pendaftaran dan layanan medis. Masalah utama yang terjadi pada layanan rawat jalan rumah sakit dilihat dari hasil observasi pada RSUD Sultan Syarif Mohaman Alkadrie yaitu waktu yang dihabiskan pasien sangat lama, mulai dari pendaftaran hingga mendapatkan layanan medis oleh dokter yang bersangkutan. Pada model antrian rumah sakit tersebut, waktu tunggu paling banyak dihabiskan pasien untuk menunggu mendapatkan pelayanan medis. Model antrian baru yang dibangun adalah M/D/n FCFS/∞/∞, di mana setelah melakukan analisis yang mendalam terhadap kebutuhan sistem antrian di rumah sakit dapat membantu pasien untuk memantau jalannya antrian tanpa harus menunggu di rumah sakit. Implementasi model antrian pada website membuktikan bahwa waktu tunggu pasien selama 2 jam saat observasi awal dapat berkurang hingga mencapai 1 menit. Uji sistem terhadap aplikasi yang dibangun pada penelitian ini dilakukan dengan UAT User Acceptance Test dan blackbox. Pengujian blackbox dilakukan untuk menguji input dan output pada sistem dan seluruh hasilnya sesuai. Pengujian UAT secara keseluruhan mendapatkan respon sangat baik. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JEPIN Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika ISSNe 2548-9364 / ISSNp 2460-0741 Vol. 6 No. 2 Agustus 2020 Submitted 17-07-2019; Revised 04-08-2020; Accepted 24-08-2020 Model Antrian Pendaftaran Pasien Rawat Jalan pada Rumah Sakit Studi Kasus di RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie Pontianak Adetya Pratiwi1, Eva Faja Ripanti2, Anggi Srimurdianti Sukamto3 Jurusan Informatika Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Jl. Prof Dr H. Hadari Nawawi, Kota Pontianak, 78115 adetyapratiwisc1 evaripanti anggidianti Antrian adalah suatu garis tunggu oleh satu atau lebih pelanggan dalam suatu sistem untuk mendapatkan pelayanan. Pelanggan pada antrian rawat jalan rumah sakit adalah pasien sedangkan layanannya adalah pendaftaran dan layanan medis. Masalah utama yang terjadi pada layanan rawat jalan rumah sakit dilihat dari hasil observasi pada RSUD Sultan Syarif Mohaman Alkadrie yaitu waktu yang dihabiskan pasien sangat lama, mulai dari pendaftaran hingga mendapatkan layanan medis oleh dokter yang bersangkutan. Pada model antrian rumah sakit tersebut, waktu tunggu paling banyak dihabiskan pasien untuk menunggu mendapatkan pelayanan medis. Model antrian baru yang dibangun adalah M/D/n FCFS/∞/∞, di mana setelah melakukan analisis yang mendalam terhadap kebutuhan sistem antrian di rumah sakit dapat membantu pasien untuk memantau jalannya antrian tanpa harus menunggu di rumah sakit. Implementasi model antrian pada website membuktikan bahwa waktu tunggu pasien selama 2 jam saat observasi awal dapat berkurang hingga mencapai 1 menit. Uji sistem terhadap aplikasi yang dibangun pada penelitian ini dilakukan dengan UAT User Acceptance Test dan blackbox. Pengujian blackbox dilakukan untuk menguji input dan output pada sistem dan seluruh hasilnya sesuai. Pengujian UAT secara keseluruhan mendapatkan respon sangat baik. Kata kunci— antrian, model, poli rawat jalan, rumah sakit, waktu tunggu. I. PENDAHULUAN Antrian adalah suatu garis tunggu oleh satu atau lebih pelanggan dalam suatu sistem untuk mendapatkan pelayanan [9]. Antrian sangat beragam dan dapat dianalisis berdasarkan ciri dan karakteristik, di antaranya yaitu karakteristik pelaku antrian, karakteristik pelayanan, dan karakteristik kedatangan. Karakteristik pelaku antrian antara lain First Come First Serve FCFS, Last-In First-Out LIFO, Service in Random Order SRO, Priority Service PS, dan General Service Discipline GD. Karakteristik pelayanan merupakan ciri yang terkait dengan design sistem antrian dan penyebaran waktu pelayanan. Desain sistem antrian antara lain Single Channel dan Multiple Channel. Distribusi atau penyebaran waktu pelayanan dapat diperkirakan menggunakan distribusi peluang eksponensial. Karakteristik kedatangan dibagi menjadi tiga yaitu populasi kedatangan, perilaku kedatangan dan pola kedatangan [3]. Karakteristik antrian di suatu tempat didasarkan oleh kebijakan sistem operasional yang berlaku. Teori dan karakteristik antrian dapat ditemukan penerapannya pada berbagai industri, khususnya yang bergerak dibidang pelayanan dan jasa. Bidang pelayanan tersebut misalnya antrian kendaraan pada pom bensin, antrian pelanggan pada kasir, antrian nasabah pada teller bank, hingga antrian pasien pada rumah sakit. Karakteristik antrian pasien yang berlaku di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak yaitu pelayanan dapat diberikan setelah pasien mendaftarkan diri dan mendapatkan nomor antrian pada jam yang telah ditentukan. Selanjutnya, pelayanan pasien baru akan dimulai setelah dokter praktek yang bersangkutan hadir dan dimulai dari antrian pertama hingga antrian akhir yang mendaftar pada poli masing-masing. Berdasarkan deskripsi tersebut, karakteristik antrian yang diterapkan adalah First Come First Serve FCFS yang artinya pasien yang lebih dulu datang sampai, akan lebih dulu dilayani keluar. Umumnya, karakteristik pelayanan yang diterapkan di rumah sakit adalah Multi Channel, yaitu antrian dapat memasuki beberapa sistem pelayanan berdasarkan keluhan serta penyakit yang diderita pasien yang bersangkutan. Namun, karakteristik pelayanan eksisting yang berlaku di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak berupa Single Channel, jalur antrian hanya dilayani secara tunggal berupa pelayanan pemeriksaan pada poliklinik rawat jalan. Secara garis besar, sistem antrian yang berlaku di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak JEPIN Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika, Vol. 6, No. 2, Agustus 2020 Korespondensi Adetya Pratiwi cenderung tidak efektif karena menuntut pasien untuk menjalani waktu tunggu antrian yang cukup lama, yang terlihat dari dimulainya antrian sejak waktu pengambilan nomor antrian yang dimulai bahkan sebelum dokter tiba, serta dari sistem pelayanan Single Channel meskipun pasien yang mendaftar terdiri atas berbagai poliklinik yang berbeda. Selain disebabkan oleh tidak efektifnya sistem antrian eksisting yang berlaku di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak, antrian pada rumah sakit secara keseluruhan memerlukan perhatian khusus. Hal ini mengingat karakteristik orang yang melakukan antrian, yaitu orang yang sedang sakit. Kegiatan menunggu antrian yang berkepanjangan lebih berdampak negatif bagi pasien yang kondisi fisiknya sedang tidak maksimal. Hal ini diperparah dengan adanya kemungkinan penularan penyakit oleh sesama pasien di ruang tunggu, khususnya penyakit yang dapat ditularkan melalui udara, misalnya penyakit influenza dan tuberkulosis. Di lain sisi, waktu tunggu untuk setiap antrian juga tidak dapat disamaratakan. Pemeriksaan oleh tim medis dapat berlangsung cepat maupun lambat tergantung pada kondisi pasien. Akibatnya, pasien tidak memiliki gambaran mengenai waktu tunggu yang dapat dialokasikannya untuk beristirahat di tempat selain ruang tunggu sembari menunggu antrian berjalan. Karakteristik pelaku antrian maupun durasi antrian di rumah sakit pada umumnya, serta minimnya efisiensi sistem antrian yang mungkin diterapkan di rumah sakit lainnya selain RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak menimbulkan pemikiran untuk melakukan perancangan model antrian yang dapat diimplementasikan untuk menunjang operasional rumah sakit. Implementasi dapat dilakukan pada sistem berbasis website agar memudahkan akses pasien saat mendaftar serta membantu meningkatkan pelayanan poli rawat jalan rumah sakit. II. URAIAN PENELITIAN A. Teori Antrian Antrian adalah suatu garis tunggu oleh satu atau lebih pelanggan dalam suatu sistem untuk mendapatkan pelayanan [5]. Sistem antrian memiliki tiga karakteristik, antara lain karakteristik antrian, karakteristik kedatangan, serta karakteristik pelayanan [3]. 1 Karakteristik Kedatangan Karakteristik kedatangan dapat terdiri dari  Ukuran atau populasi kedatangannya yaitu terbatas atau tidak terbatas.  Perilaku kedatangan dapat dilihat dari pelanggan yang tetap menunggu hingga mendapatkan pelayanan dan tidak berpindah antrian atau pelanggan yang menolak dan keluar dari antrian.  Pola kedatangan pelanggan yang mengantri setiap waktunya dapat diperkirakan dengan distribusi peluang yaitu Poisson di mana setiap kedatangan tidak saling berhubungan satu sama lain dan waktu antar kedatangan hampir sama. 2 Karakteristik Antrian karakteristik antrian atau disiplin pelayanan adalah aturan untuk pelanggan yang akan mendapatkan pelayanan dalam sebuah batisan antrian. Aturan sering digunakan dalam sebuah model yaitu aturan First Come First Serve FCFS yaitu pelanggan yang pertama masuk akan dilayani lebih dulu. Aturan lainnya yaitu Last-In, First-Out LIFO, Priority Service PS, Service in Random Order SRO, dan General Service Discipline GD. 3 Karakteristik Pelayanan karakteristik pelayanan memiliki empat jenis pelayanan yang menggambarkan desain sistem antrian antara lain Single Channel atau sistem antrian jalur tunggal, Multiple Channel atau sistem antrian jalur berganda. B. Notasi Model Antrian Notasi yang digunakan pada model antrian yaitu Notasi Kendall yang dikemukakan oleh Kendall dan dituliskan dalam notasi a / b / c. Lee kemudian menambahkan simbol d, e dan f sehingga notasi berubah menjadi a / b / c / d / e / f dan disebut sebagai notasi Kendall-Lee, sehingga karakteristik suatu antrian dapat dituliskan dalam notasi a / b / c d / e / f . Keterangan a= distribusi antar kedatangan b= distribusi waktu pelayanan c= jumlah channel atau saluran pelayanan d= disiplin pelayanan e= kapasitas sistem f= besarnya populasi masukan / populasi pelanggan TABEL I SIMBOL-SIMBOL PADA NOTASI KENDALL-LEE Distribusi antar kedatangan atau waktu pelayanan yaitu distribusi Poisson atau saling bebas. Distribusi antar kedatangan atau waktu pelayanan tetap / konstan Distribusi antar kedatangan atau waktu pelayanan memiliki distribusi umum Disiplin-disiplin pelayanan Dituliskan dalam angka atau keterangan finite dan infinite C. System Development Life Cycle SDLC System Development Life Cycle SDLC adalah sebuah siklus pengembangan sistem yang memiliki beberapa tahap antara lain, perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, dan perawatan maintenance [15]. D. Pengujian Perangkat Lunak Pengujian perangkat lunak adalah proses menjalankan dan mengevaluasi sebuah perangkat lunak secara manual JEPIN Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika, Vol. 6, No. 2, Agustus 2020 Korespondensi Adetya Pratiwi maupun otomatis untuk menguji apakah perangkat lunak sudah memenuhi persyaratan atau belum [2]. Pengujian dilakukan dengan dua metode yaitu pengujian blackbox dan User Acceptance Test UAT. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah perencanaan penelitian yang akan dilakukan sepanjang proses riset. Proses tersebut dijelaskan pada Gambar 1. Proses dan alur penelitian ini dilakukan dengan SDLC. Gambar. 1 Metodologi penelitian Metodologi penelitian memiliki tiga tahap dan dibantu dengan metode masing-masing. Analisis awal dilakukan dengan studi literatur dan observasi awal, perancangan dilakukan untuk merancang model yang akan dibangun serta penerapan yang dilakukan dengan implementasi koding dan pengujian sistem yang telah dibangun. 1 Analisis Awal Analisis awal dilakukan melalui studi literatur dan observasi awal. Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan pemahaman tentang teori antrian, serta membaca penelitian-penelitian terkait. Observasi awal dilakukan pada RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie Pontianak. Observasi dilakukan sebanyak 3 kali pada hari yang berbeda, yaitu pada tanggal 29 Oktober 2018 terhadap Poli Bidan dan Kandungan, Poli Mata, Poli Bedah, Poli Saraf, Poli Anak, dan Poli THT-KL. Observasi kedua pada 1 November 2018 terhadap Poli Bidan dan Kandungan, Poli Mata, Poli Syaraf, Poli Anak, Poli THT-KL dan Poli Gigi. Observasi awal juga menghasilkan diidentifikasinya model antrian baru yang tepat dan dapat membantu memperbaiki model antrian yang sudah berjalan pada antrian poli rawat jalan rumah sakit. 2 Perancangan Perancangan sistem dilakukan berdasarkan analisis awal dan akan dimasukkan pada model antrian baru dengan tepat, dilanjutkan dengan perancangan arsitektur sistem dan database untuk diimplementasikan pada sistem. Perancangan sistem dituliskan dalam Unified Modeling Language UML. 3 Penerapan Penerapan model yang telah dirancang diimplementasikan pada sistem dalam sebuah sistem berbasis website. Sistem yang telah diimplementasikan pada website akan diuji dengan pengujian blackbox dan User Acceptance Test UAT. B. Hasil Analisis Awal Sistem Antrian Analis awal yang dilakukan dengan cara observasi pada RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie untuk mendapatkan sistem yang berjalan, yaitu proses pelayanan rawat jalan yang terjadi. Proses pelayanan pasien pada rawat jalan yaitu pendaftaran pasien, proses pasien menunggu layanan medis, dan proses pelayanan pasien. Hasil analisis sistem berjalan dapat dilihat pada Gambar 2 berikut Gambar. 2 Gambaran awal sistem yang sedang berjalan Observasi dilanjutkan dengan menghitung waktu pelayanan medis terhadap 10 pasien pertama pada setiap poli rawat jalan sebagai sample. Hasil observasi menunjukkan bahwa pasien mendaftar pada loket pendaftaran yang dimulai dari pukul dan ditutup pada pukul pada hari yang sama, saat loket ditutup pasien tidak dapat mendaftar dan harus kembali keesokan harinya. Banyak pasien yang mencoba untuk datang lebih awal agar untuk mendapatkan nomor antrian secepat mungkin dan terjadi penumpukan sebelum pendaftaran dimulai. Pasien yang telah mendaftar selanjutnya mengantri untuk dilayani sesuai urutan kedatangan dan setiap poli. Poli-poli rawat jalan memiliki satu ruang pelayanan. Deskripsi tersebut menggambarkan distribusi kedatangan pelanggan saling lepas, waktu pelayanan pendaftaran setiap harinya tetap, jumlah saluran pelayanan tunggal atau single channel, disiplin antrian yang berjalan menggunakan disiplin antrian First Come First Serve FCFS, kapasitas sistem dan populasi pelanggan terbatas. Model antrian yang berjalan dapat dituliskan dalam notasi Kendall-Lee yaitu M/D/1 FCFS/F/F. Masalah pada antrian yang berjalan yaitu rata-rata pasien yang ingin mendaftar harus datang lebih awal dari jam pendaftaran yang telah ditentukan, kondisi tersebut tidak kondusif untuk diterapkan kepada pasien yang pada dasarnya tidak dalam kondisi yang sehat. Pasien juga harus menunggu presensi dokter sebelum mendapatkan pelayanan medis selama kurang lebih 2 jam setelah pendaftaran. Hasil observasi juga menunjukkan JEPIN Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika, Vol. 6, No. 2, Agustus 2020 Korespondensi Adetya Pratiwi bahwa antrian antar pasien bukan masalah utama karena rata-rata hanya memakan waktu kurang dari 10 menit antar pasien. Masalah dapat disimpulkan terjadi pada saat proses pasien mengantri pada pendaftaran pasien hingga proses pasien menunggu layanan medis pada poli rawat jalan yang bersangkutan di mana pasien harus menunggu selama kurang lebih 3 jam. Untuk membantu jalannya model antrian, maka harus dibangun sebuah sistem baru yang dapat mengurangi masalah yang terjadi dalam hal pendaftaran dan pemantauan antrian yang berjalan, agar pasien yang sedang dalam kondisi tidak baik dapat lebih nyaman sebelum menerima pelayanan di poli-poli rawat jalan rumah sakit. C. Perancangan Pengujian Sistem Uji sistem dilakukan dengan User Acceptance Test UAT dan pengujian blackbox. 1 Pengujian Blackbox Pengujian blackbox pada penelitian ini bertujuan untuk memeriksa apakah sistem yang dibangun dapat berjalan dengan baik. Proses pengujian dilakukan dengan beberapa perintah pada sistem, kemudian memastikan bahwa sample data yang dimasukkan sebagai input akan menghasilkan output yang sesuai dengan skenario yang diinginkan. TABEL II SKENARIO PENGUJIAN BLACKBOX 2 User Acceptance Test UAT User Acceptance Test UAT dilakukan terhadap pengguna sistem dan menghasilkan sebuah dokumen hasil uji untuk membuktikan bahwa sistem yang dibangun sudah diterima dan memenuhi kebutuhan. Pada pengujian ini UAT dilakukan dengan kuesioner. Kuesioner adalah teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara memberi daftar pernyataan atau pertanyaan terhadap responded [11]. Pengujian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner berisi 9 pernyataan kepada 30 responden. Kriteria responden yang dipilih yaitu harus pernah mendaftar dan mendapat pelayanan dari poli-poli rawat jalan rumah sakit. Responden akan terlebih dahulu mencoba aplikasi untuk dapat mengetahui kapabilitas dan kelancaran jalannya aplikasi. Kuesioner pada pengujian ini terdiri dari tiga aspek yaitu aspek kemudahan akses, aspek fungsionalitas, dan aspek komunikasi visual. TABEL III SKOR PENILAIAN KUESIONER PENGUJIAN Sangat mudah/ sangat menarik/ sangat membantu Cukup mudah/ cukup menarik/ cukup membantu Tidak mudah/ tidak menarik/ tidak membantu Sangat tidak mudah/ sangat tidak menarik/ sangat tidak membantu Hasil kuesioner yang telah dirangkum berdasarkan aspek-aspek pengujian tersebut akan dihitung jumlah dan persentase % dari tanggapan seluruh responden. IV. HASIL DAN PERANCANGAN Tahapan penelitian yang telah dilakukan dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4 berikut Gambar. 3 Hasil tahapan penelitian A. Perancangan Konseptual Tahapan analisis awal yang telah diuraikan pada section metodologi penelitian dilanjutkan dengan tahapan perancangan konseptual yang dilakukan dengan Unified Modeling Language UML yang terdiri dari class diagram yang digunakan untuk menggambarkan perancangan struktur kelas-kelas yang terlibat dalam sistem dan hubungannya antara satu dengan yang lain. Use case diagram digunakan untuk menggambarkan pemodelan untuk kegiatan sistem dan mempresentasikan interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem yang dibangun serta untuk mengetahui fungsi apa yang sudah ada di dalam sebuah sistem dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu. Activity diagram untuk menggambarkan alur kerja pada sistem yang bertujuan untuk melihat alur proses sistem secara bertahap. Perancangan dilanjutkan dengan membuat database yang sesuai untuk mengimplementasikan model antrian pada sistem berbasis website. B. Perancangan Arsitektur Sistem JEPIN Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika, Vol. 6, No. 2, Agustus 2020 Korespondensi Adetya Pratiwi Berdasarkan perancangan sistem yang telah dibuat, maka arsitektur sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar. 4 Rancangan arsitektur sistem Sistem memiliki dua aktor yang terlibat, yaitu admin dan pasien. Pasien dapat menginputkan data pendaftaran untuk mendaftar pada poli rawat jalan yang diinginkan dan mendapatkan informasi pendaftaran berupa nomor antrian dan informasi dokter yang bersangkutan. Sedangkan admin dapat mengelola data dan informasi pada setiap poli rawat jalan. C. Model Antrian Baru yang Dibangun Model antrian baru yang dibangun pada sistem berbasis website dapat menerima pelanggan yang tetap dibatasi sesuai dengan jam operasional rumah sakit. Jumlah channel atau saluran pelayanan menjadi lebih banyak, yang sebelumnya Single Channel berubah menjadi Multiple Channel. Kapasitas sistem dan populasi pelanngan yang sebelumnya terbatas dapat berubah menjadi tidak terbatas karena seluruhnya ditangani oleh sistem, sedangkan disiplin pelayanan tetap menggunakan aturan First Come First Serve FCFS karena pasien harus tetap dalam antrian. Model antrian berjalan dengan notasi M/D/1 FCFS/F/F diubah menjadi M/D/n FCFS/∞/∞ pada sistem baru yang dibangun. D. Hasil Antarmuka Sistem Antarmuka sistem terdiri dari antarmuka beranda, antarmuka register, antarmuka login, dan antarmuka untuk masing-masing user yaitu pasien, admin poli, dan superadmin. Antarmuka pasien terdiri dari halaman menu daftar poli, halaman pasien memilih poli, halaman pemantauan antrian dan halaman profil pasien. Antarmuka superadmin terdiri dari halaman kelola data user, dokter dan poli. Antarmuka admin poli terdiri dari halaman menu loket poli dan dan halaman daftar riwayat pendaftaran poli. Gambar. 5 Antarmuka daftar poli rawat jalan Gambar. 6 Antarmuka pemantauan antrian E. Analisis Hasil Implementasi Hasil analisis awal yang dilakukan sebelumnya dengan observasi menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan pasien dari proses pendaftaran hinga mendapatkan layanan medis yaitu selama 2 jam, sedangkan setelah diimplementasikan pada website dilakukan simulasi pendaftaran oleh beberapa user untuk menhitung waktu yang dihabiskan pasien atau calon pasien. Hasil perhitungan waktu yang diperoleh yaitu hanya selama 1 menit dari user mendaftar hingga mendapatkan nomor antrian. Hal ini membuktikan bahwa sistem baru yang dibangun mereduksi waktu tunggu pasien dengan sangat efisien. F. Hasil Pengujian Pengujian pada aplikasi pendaftaran dan pemantauan antrian rumah sakit dilakukan dengan 2 pengujian, yaitu pengujian blackbox untuk mengetahui hasil output sistem dan memeriksa fungsional dari sistem, serta User Acceptance Test UAT dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui feedback langsung dari 30 pengguna aplikasi yang dapat menilai berjalannya aplikasi sesuai dengan kebutuhan pasien dan mengetahui tingkat keberhasilan sistem yang dibangun. 1 Pengujian Blackbox Pengujian blackbox dilakukan terhadap spesifikasi fungsional dari sistem, kondisi input program berdasarkan yang dilihat, dan kesesuain output yang dihasilkan. Pengujian input data dilakukan pada aktivitas log in user dan serta proses keloa data user, dokter dan poli saat masuk sebagai superadmin. Berdasarkan seluruh pengujian blackbox yang dilakukan, JEPIN Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika, Vol. 6, No. 2, Agustus 2020 Korespondensi Adetya Pratiwi user mencoba untuk memasukkan seluruh input kosong dan salah satu data input kosong, maka sistem makan mengeluarkan pesan kesalahan dan data tidak dapat disimpan. Dengan demikian, sistem dapat menangani data tersebut sesuai dengan yang diharapkan. 2 User Acceptance Test User Acceptance Test UAT dilakukan terhadap 30 orang responden yang mencoba aplikasi untuk memberikan tanggapan atas pernyataan yang tersedia. 30 orang responden memiliki kriteria yaitu merupakan orang-orang yang pernah mendaftar dan mendapatkan pelayanan dari poli rawat jalan rumah sakit. Kuesioner disebarkan secara online melalui google form, dengan responden harus mengisi data diri seperti nama, umur, pekerjaan untuk mengetahui persebaran responden, serta memberi tanggapan terhadap 9 pernyataan yang terdiri dari 3 aspek yaitu aspek kemudahan akses, aspek fungsionalitas dan aspek komunikasi visual. Selain itu, responden juga dapat memberikan saran terhadap aplikasi. Hasil tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan aspek kemudahan akses yang diberikan antara lain sebagai berikut.  Pernyataan ke-1 User dapat mengakses aplikasi dengan mudah. Respons terhadap pernyataan pertama dapat dilihat pada gambar 8. Gambar. 7 Respons terhadap pernyataan ke-1 aspek kemudahan akses  Pernyataan ke-2 Bahasa yang digunakan mudah dipahami. Respons terhadap pernyataan kedua dapat dilihat pada gambar 9. Gambar. 8 Respons terhadap pernyataan ke-2 aspek kemudahan akses  Pernyataan ke-3 Aplikasi dapat dengan mudah dipelajari. Respons terhadap pernyataan ketiga dapat dilihat pada gambar 10. Gambar. 9 Respons terhadap pernyataan ke-3 aspek kemudahan akses Pada grafik-grafik di atas dapat diketahui bahwa dari 3 pernyataan, jumlah tanggapan paling tinggi terdapat pada pernyataan kedua yaitu kemudahan dalam memahami bahasa yang digunakan pada aplikasi dengan jumlah tanggapan sangat mudah sebanyak 20 responden. Secara keseluruhan tanggapan responden terhadap aspek kemudahan akses yaitu sangat mudah, ini berarti user dapat menjalankan aplikasi dengan sangat mudah. Hasil tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan aspek fungsionalitas yang diberikan antara lain sebagai berikut.  Pernyataan ke-1 Aplikasi dapat membantu proses pendaftaran. Respons terhadap pernyataan pertama dapat dilihat pada gambar 11. Gambar. 10 Respons terhadap pernyataan ke-1 aspek fungsionalitas  Pernyataan ke-2 Aplikasi dapat membantu memantau antrian. Respons terhadap pernyataan kedua dapat dilihat pada gambar 12. Gambar. 11 Respons terhadap pernyataan ke-2 aspek fungsionalitas  Pernyataan ke-3 Aplikasi dapat membantu melihat informasi pendaftaran poli rawat jalan. Respons terhadap pernyataan ketiga dapat dilihat pada gambar 13. JEPIN Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika, Vol. 6, No. 2, Agustus 2020 Korespondensi Adetya Pratiwi Gambar. 12 Respons terhadap pernyataan ke-3 aspek fungsionalitas  Pernyataan ke-4 Aplikasi dapat membantu proses pendaftaran menjadi lebih singkat. Respons terhadap pernyataan keempat dapat dilihat pada gambar 14. Gambar. 13 Respons terhadap pernyataan ke-4 aspek fungsionalitas Pada grafik-grafik di atas dapat diketahui bahwa dari 4 pernyataan, jumlah tanggapan paling tinggi terdapat pada pernyataan pertama, kedua dan keempat dengan jumlah tanggapan sangat membantu sebanyak 17 responden. Secara keseluruhan tanggapan responden terhadap aspek fungsionalitas yaitu sangat mudah, ini berarti user menilai aplikasi sangat membantu dalam proses pendaftaran dan pemantauan antrian rawat jalan rumah sakit. Hasil tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan aspek komunikasi visual yang diberikan antara lain sebagai berikut.  Pernyataan ke-1 Tampilan aplikasi menarik. Respons terhadap pernyataan pertama dapat dilihat pada gambar 15. Gambar. 14 Respons terhadap pernyataan ke-1 aspek komunikasi visual  Pernyataan ke-2 Tampilan menu mudah dimengerti. Respons terhadap pernyataan kedua dapat dilihat pada gambar 16. Gambar. 15 respons terhadap pernyataan ke-2 aspek komunikasi visual Pada grafik-grafik di atas dapat diketahui bahwa dari 2 pernyataan, jumlah tanggapan paling tinggi terdapat pada pernyataan jumlah tanggapan sangat membantu sebanyak 17 responden. Secara keseluruhan tanggapan responden terhadap aspek fungsionalitas yaitu sangat mudah, ini berarti user menilai aplikasi sangat membantu dalam proses pendaftaran dan pemantauan antrian rawat jalan rumah sakit. G. Analisis Hasil Pengujian Pengujian sistem dilakukan dengan pengujian blackbox terhadap proses input dan output yang membuktikan bahwa sistem yang dibuat telah berjalan dengan baik serta User Acceptance Test oleh 30 responden terhadap 9 pernyataan tentang sistem meliputi tiga aspek antara lain aspek kemudahan akses, aspek fungsionalitas dan aspek komunikasi visual. Secara keseluruhan hasil pengujian menyatakan bahwa sistem telah dapat diterima oleh user dengan sangat baik. V. KESIMPULAN Pada proses analisis awal dapat diketahui model-model antrian dari hasil studi literatur, pada observasi awal yang dilakukan pada Rumah Sakit Sultan Syarif Mohammad Alkadrie selama 3 hari dapat diketahui bahwa waktu yang dihabiskan paling banyak oleh pasien pada saat proses pendaftaran dan menunggu dokter datang untuk mendapatkan layanan selama paling sedikit 2 jam, sedangkan waktu yang dihabiskan pasien saat mendapatkan layanan medis rata-rata hanya selama 10 menit, maka dari itu waktu tunggu pasien tidak termasuk lama saat proses layanan medis telah dimulai. Penelitian dilanjutkan dengan perancangan sistem yang akan dibangun. Dituliskan dalam UML yang terdiri dari class diagram, use case diagram dan activity diagram sistem. Berdasarkan perancangan dilakukan proses implementasi ke dalam sebuah website. Yang dapat membantu pasien melakukan pendaftaran dan pemantauan antrian poli-poli rawat jalan rumah sakit. Setelah dilakukan simulasi, telah dihitung bahwa waktu yang dihabiskan pasien dari pendaftaran hingga mendapatkan nomor antrian yaitu hanya selama 1 menit dan pasien juga dapat memantau jalannya antrian tanpa harus menunggu di rumah sakit. Pengujian sistem dilakukan dengan pengujian blackbox terhadap proses input dan output yang membuktikan bahwa sistem yang dibuat telah berjalan dengan baik serta User JEPIN Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika, Vol. 6, No. 2, Agustus 2020 Korespondensi Adetya Pratiwi Acceptance Test oleh 30 responden terhadap 9 pernyataan tentang sistem meliputi tiga aspek antara lain aspek kemudahan akses, aspek fungsionalitas dan aspek komunikasi visual. Secara keseluruhan hasil pengujian menyatakan bahwa sistem telah dapat diterima oleh user dengan sangat baik. REFERENSI [1] Bustani, Neti M., A. Joy Rattu, and Josephine SM Saerang. Analisis Lama Waktu Tunggu Pelayanan Pasien Rawat Jalan Di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Propinsi Sulawesi Utara. EBiomedik 2015. [2] Clune, Thomas .L. dan Richard B. Rood, Software Testing and Verification In Climate Model Development, IEEE Journal , Focus Climate Change Software, 2011. [3] Heizer, Jay dan Barry Render, Operation Management. Jakarta Salemba Empat Jakarta, 2008. [4] Hamdani, Ahmad Yusuf, Analisis Efisiensi Model Antrian Menggunakan Teori Antrian di Loket Pembayaran Pajak Kendaraan Samsat Surakarta pada Jam Operasional Layanan, Surakarta Universitas Sebelas Maret, 2016. [5] Krajewski J. dan Larry P. Ritzman, Operation Management Processes and supply chain Ninth Edition, New Jersey Pearson Education, Inc, 2010. [6] Pressman, Roger S., Pendekatan Praktisi Rekayasa Perangkat Lunak Edisi 7, Yogyakarta Andi, 2010. [7] Rohman, Abdul. Mengenal Framework “Laravel” Best PHP Frameworks for 2014, 2014. [8] Rudiyanto, Arief. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP dan MySQL. Yogyakarta Andi. 2011. [9] Siagian, P. Penelitian Operasional Teknik dan Praktek. Jakarta Penerbit Universitas Indonesia UI-Press, 1987 [10] Sidik, Betha. Pemrograman WEB dengan PHP. Bandung Informatika, 2012. [11] Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung Alfabeta, 2010. [12] Sukamto, Rosa Ariani dan M. Shalahudin. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Bandung Informatika Bandung, 2013. [13] Sukamto, Rosa Ariani. Black-Box Testing, Testing dan Implementasi Sistem, 2009. [14] Suryadhi, Putu A. R. dan Nichson Jp Manurung. Model Antrian pada Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit. Bali Universitas Udayana, 2009. [15] Susanto, Azhar. Sistem Informasi Akuntansi Konsep dan Pengembangannya. Indonesia Lingga Jaya, 2004 ... Suryo Adi Wibowo Wibowo et al., 2020 juga menerapkan sistem antrian pada poliklinik namun pada penelitian ini ditambahkan perhitungan bobot untuk menentukan prioritas pasien pada antrian. Dwi Feriana Susilowati Susilowati and Asmunin, 2020, Adetya Pratiwi Pratiwi, Ripanti and Sukamto, 2020, Cato Chandra Chandra et al., 2020 serta Fuaida Nabyla Nabyla and Sigitta, 2019 juga merancang dan mengembangkan sistem antrian pada bidang kesehatan. ...Kebutuhan terhadap sistem antrian pada saat ini menjadi hal yang dinilai penting. Studi literatur yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sistem antrian yang dikembangkan bersifat spesifik untuk satu proses atau instansi tertentu saja. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan mengembangkan sistem antrian yang dapat digunakan oleh siapapun dengan struktur antrian single-channel single-phase. Metodologi penelitian menggunakan design science research. Rancangan sistem antrian telah dibangun menjadi sebuah aplikasi berbasis website dengan nama Kelebihan dari sistem ini yang juga menjadi kontribusi dalam penelitian adalah sistem antrian ini dapat digunakan oleh siapapun, antar pengguna sistem dapat menjadi follower/following dengan pengguna lainnya. Evaluasi pada sistem ini telah dilakukan black box yang memberikan hasil pengujian valid pada semua proses pengujian yang dilakukan. Selain itu juga dilakukan user acceptance test pada aspek aksesibilitas, aspek fungsional, dan aspek komunikasi visual. Secara keseluruhan, hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem telah diterima dengan baik oleh AyuRhamani SuryadhiNichson Jp ManurungJika ingin mendapatkan layanan kesehatan pada sebuah rumah sakit atau klinik, biasanya harus mengantri untuk menunggu giliran dilayani. Jenis layanan kesehatan sangat sulit untuk ditentukan trafiknya, karena kapan orang sakit atau membutuhkan layanan kesehatan sulit untuk diketahui. Penelitian ini menganalisa dan menentukan model antrian pelayanan kesehatan di Poli Bedah dan Poli Mata di Rumah Sakit Umum Sanglah berdasarkan pola kedatangan, waktu layanan dan distribusi jumlah dokter yang melayani pasien dengan menggunakan distribusi frekuensi. Berdasarkan karakteristiknya dan dinotasikan kedalam notasi Kendall maka model antrian pada pelayanan kesehatan di Poli Bedah dan Poli Mata Rumah Sakit Umum Sanglah digolongkan kedalam sistem antrian M/M/n, dimana kedatangan pasien terdistribusi, waktu pelayanan terhadap pasien terdistribusi normal dan jumlah dokter yang melayani pasien terdistribusi seragam yaitu lebih dari satu the past 30 years, most climate models have grown from relatively simple representations of a few atmospheric processes to complex multidisciplinary systems. Computer infrastructure over that period has gone from punchcard mainframes to modern parallel clusters. Model implementations have become complex, brittle, and increasingly difficult to extend and maintain. Verification processes for model implementations rely almost exclusively on some combination of detailed analyses of output from full climate simulations and system-level regression tests. Besides being costly in terms of developer time and computing resources, these testing methodologies are limited in the types of defects they can detect, isolate, and diagnose. Mitigating these weaknesses of coarse-grained testing with finer-grained unit tests has been perceived as cumbersome and counterproductive. Recent advances in commercial software tools and methodologies have led to a renaissance of systematic fine-grained testing. This opens new possibilities for testing climate-modeling-software Efisiensi Model Antrian Menggunakan Teori Antrian di Loket Pembayaran Pajak Kendaraan Samsat Surakarta pada Jam Operasional LayananAhmad HamdaniYusufHamdani, Ahmad Yusuf, Analisis Efisiensi Model Antrian Menggunakan Teori Antrian di Loket Pembayaran Pajak Kendaraan Samsat Surakarta pada Jam Operasional Layanan, Surakarta Universitas Sebelas Maret, S PressmanPendekatan PraktisiPressman, Roger S., Pendekatan Praktisi Rekayasa Perangkat Lunak Edisi 7, Yogyakarta Andi, Web Dinamis Menggunakan PHP dan MySQL. Yogyakarta AndiArief RudiyantoRudiyanto, Arief. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP dan MySQL. Yogyakarta Andi. Testing, Testing dan Implementasi SistemRosa SukamtoArianiSukamto, Rosa Ariani. Black-Box Testing, Testing dan Implementasi Sistem, 2009. Related PapersJOINTECS Journal of Information Technology and Computer SciencePelayanan kesehatan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Pelayanan kesehatan yang baik bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Peningkatan pelayanan kesehatan yang baik seharusnya tidak berhenti sampai pada pembanguan infrastruktur yang baik, atau hanya sampai pada pemeriksaan atau diganosis dokter terhadap pasiennya. Akan tetapi pelayan kesehatan yang baik juga terletak pada tentang bagaimana cara yang harus dilakukan agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan dengan mudah. Kasus tidak efektifnya pelayan kesehatan banyak terjadi di masyarakat, mulai dari lambatnya pelayanan rumah sakit, mal praktek, sampai pada masalah yang paling banyak di temukan dan sering terjadi yaitu proses antrian yang harus dilakukan oleh calon pasien yang akan berobat ke dokter umum atau spesialis. Penerapan model pengambilan nomor antrian berbasis sistem informasi dan SMS Gateway dapat meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan karena pasien yang sedang sakit tidak harus datang dan menganti, melainkan cukup dengan mengirim SMS dengan format yang telah ditentukan dan sistem akan membalas SMS tersebut secara otomatis. SMS yang dikirimkan oleh sistem berisi nomor antrian dan estimasi perkiraan waktu pada pukul berapa pasien harus ke dokter. Dari hasil pengujian menggunakan White Box diperoleh hasil VG = 4 dan Cyclometic Complexity CC = 4 untuk modul pengambilan nomor antrian secara otomatis dengan menggunakan SMS. Ini membuktikan bahwa alur sistem yang dibuat dapat berjalan efektif dan efisien. Kata Kunci Sistem informasi, perancangan sistem, SMS GatewayLayanan sistem antrian di di Rumah Sakit mengalami masalah bahwa antrian layanan lebih lama dari pada pelayanan kesehatanya sendiri. Atas dasar hal tersebut dibutuhkan sebuah model yang mampu memberikan layanan antri yang tepat sasaran dan memberikan rasa keadilan kepada pengantri. Dalam paper ini digunakan 10 kriteria untuk menentukan prioritas antrian yakni Faktor Risiko Penyakit, Biaya Perawatan, Tenaga Medis, Peralatan Kesehatan, Waktu tunggu, Jarak Domisili Pasien, Usia, Jenis Kelamin, Jumlah pasien yang dilayani diunit yang dituju dan Keputusan Pimpinan. Ke-10 kriteria ini agar diperoleh hasil yang lebih objektif dikombinasikan dengan Group Decision Making Tipe 2 GDM2 dan metode entropy untuk mengevaluasi antrian model Multiple Channel Model M/M/s. Jumlah loket layanan sangat berpengaruh terhadap jumlah antrian dan waktu layanan. Kesimpulan yang didapat bahwa menambah jumlah loket layanan sebanyak dua kali lipat dari akan memangkas 1/2 dari jumlah orang yang dilayani per-...Manusia hidup di dunia ada bermacam-macam bentuk tubuh, besar, kecil, tuamuda, laki-laki, perempuan, bentuk muka, warna kulit atau kondisi fisiknya ada yang sehat dan sakit. Semakin bertambahnya manusia di alam ini, semakin banyak persentase kemungkinan orang mengalami sakit mendadak, sehingga membutuhkan perawatan medis yang mendadak juga. Untuk itu, diperlukan suatu cara yang paling mudah untuk melakukan konfirmasi ada atau tidaknya kamar untuk rawat inap di rumah sakit yang bersangkutan, sehingga pasien tidak harus melakukan pemesanan kamar ketika sudah tiba di rumah sakit yang bersangkutan, dan kemudian semua kamar sudah penuh dan harus dipindahkan lagi ke rumah sakit lain. Hal ini menyebabkan si pasien akan mengalami keterlambatan untuk ditangani, sehingga bisa berakibat fatal bagi pasien tersebut. Permasalahan tersebut dapat ditangani dengan pengembangan sistem baru menggunakan short message services sms terutama untuk pemesanan kamar rawat inap, dan untuk mengetahui jenis pelayanan lain yang ada di rumah sakit tersebut melalui website rumah sakit, sehingga sistem pemesanan kamar semakin efektif dan efisien. Namun, sistem yang dikembangkan masih memiliki kelemahan karena sistem hanya dapat digunakan pada telepon selular yang menggunakan modem GSM. Keywords Short Message Service SMS, SMS Gateway, GSMSaat ini banyak kota besar dan berkembang menerapkan konsep smart city untuk meningkatkan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat termasuk kota kendari sulawesi tenggara untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan infrastruktur jaringan teknologi informasi yang menghubungkan instansi pemerintahan dan fasilitas perkotaan yang menunjang smart city, salah satu hal penting dalam penyediaan infrastruktur jaringan adalah pematangan konsep dan desain arsitektur jaringan teknologi informasi, penelitian dilakukan dengan mengumpulan data tentang kondisi infrastruktur jaringan yang ada saat ini kemudian membuat konsep dan desain berdasarkan pemetaan wilayah instansi di setiap kecamatan yang ada di kota kendari Kata Kunci Arsitektur, Tecknologi informasi, Model, Smart Cityhelmi kurniawan, Santi S., Uyock Saputro, Alimuddin Yasin, iko rasaki, INDRA SAMSIE, Isnanto Adi Prasetyo, Ni Kadek Sumiari, Ni Ketut Dewi Ari Jayanti, Nova Rijati, AnNa NaTsirSeminar Nasional Informatika SNIf merupakan salah satu agenda kegiatan rutin tahunan Universitas Potensi Utama sebagai forum yang mempertemukan akademisi, Peneliti, Praktisi dan Pengambil Kebijakan dibidang informatika guna penyebaran Ilmu pengetahuan dan Teknologi terkini. Kumpulan makalah dikemas dalam bentuk prosiding dan dikelompokkan sesuai dengan bidang kajian antara lain Computer Science, Artificial Intelligence, Image Processing, Computer Networking end Security, Multimedia, Wirelles Computing, Interfacing, Information System, dan Software Engineering. Makalah yang diterima berasal dari seluruh Indonesia, makalah yang dimuat dalam Prosiding SNIf 2015 telah melalui tahap evaluasi oleh para reviewer yang berkompeten dibidangnya. Panitia mengucapkan selamat serta terima kasih atas keikutsertaan dalam Seminar Nasional Informatika SNIf 2015. Panitia juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Sumatera Utara dan semua pihak yang telah mendukung serta berpartisipasi aktif dalam mensukseskan acara Seminar Nasional ini. Saran dan Kritikan demi menuju kesempurnaan prosiding SNIf sangat diharapkan. Semoga prosiding ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam pengembangan teknologi dan peningkatan pembelajaran dibidang konvensional menjadi polemik yang umum di masyarakat. Lamanya proses pelayanan dan waktu tunggu antrian konvensional sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Di instansi kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit dan poliklinik, bahkan proses antrian harus dilakukan oleh pasien sebagai pendaftar sebelum dapat dilayani. Untuk mengatasi masalah tersebut diusulkan sistem antrian digital berbasis mobile yang dapat diakses secara online. Pendaftar dapat melakukan registrasi melalui aplikasi eAntrian di smartphone yang terkoneksi dengan internet. Informasi nomor antrian akan diperoleh setelah pendaftaran dinyatakan valid. Selain itu, pendaftar juga mendapatkan informasi laju nomor antrian yang sedang dilayani secara real-time. Hasil dari kegiatan pengabdian ini antara lain sosialisasi diikuti oleh 13 pegawai Puskesmas, demo aplikasi, uji coba aplikasi selesai dilakukan. Login sebagai pengguna dan pengelola pada aplikasi berhasil dilakukan. Ketika login sebagai pengelola, jenis laya...

gambar nomor antrian rumah sakit